Gejala Turun Berok pada Wanita Aktifitas Tinggi

Gejala seperti perut bagian bawah yang nyeri kerap dirasakan wanita utamanya yang sering beraktifitas berat. Di masyarakat keluhan tersebut dikenal dengan peranakan turun atau turun berok. Gejala turun berok pada wanita dalam dunia kedokteran disebut sebagai prolapsus uteri. Keluhan tersebut memang kerap diderita oleh wanita yang lagi hamil, keseringan menggendong anak, naik-turun tangga dan sebagainya. Segala kegiatan berat tersebut memicu tekanan ke rongga perut lalu mendesak rahim sampai bergeser dari tempatnya.

Gejala Turun Berok pada Wanita


Meskipun sejatinya kans seorang wanita terkena turun berok terpulang dari stamina tubuhnya khususnya otot ligamen penyangga rahim. Jika otot itu kuat maka seberapa berat aktifitas yang dilakukan pun tak masalah. Sehingga tidak perlu terlalu cemas rahim akan melorot cuma lantaran beraktivitas keseharian misalnya jalan kaki atau menaiki tangga. Namun jika seorang wanita memang membawa gen bawaan yaitu otot-otot tubuh yang cenderung lemah maka turun berok bisa saja dialami.



Dan sebenarnya posisi rahim bukan menempel dengan solid di suatu tempat namun tergantung fleksibel. Ada beberapa otot ligamen yang menjaga supaya rahim tersebut selalu berada di posisinya dalam rongga perut. Ketika kondisi normal kekuatan otot-otot ligamen sepertinya tidak usah disangsikan lagi. Terlebih lagi tambahan membran kuat yang menyelubungi vagina, rektum serta kandung kencing. Kendati agak jarang, gejala turun berok pada wanita yang melahirkan lebih dari empat kali adalah gampang ngompol. Kerap buang air kecil namun cuma sedikit-sedikit dipicu kandung kemih yang tertarik turun dengan posisi terjepit sehingga kemampuan tampunannya sangat sedikit. Letaknya yang terjepit tersebut kadang-kadang menyebabkan dinding rektum menyembul ke vagina yang nyeri ketika ditekan.



Lainnya gejala turun berok pada wanita adalah nyeri hebat di daerah perut bagian bawah dan pinggang. Sehingga para wanita yang mengalaminya sering memilih pijat untuk meredakannya. Penggunaan stagen penahan perut pun boleh diaplikasikan. Meskipun tidak dapat diharapkan bisa memulihkan elastisitas otot-otot ligamen tapi setidaknya dapat membuatnya tak makin parah.



Wanita dengan kondisi turun berok disarankan sebisa mungkin menjauhi pencetus misalnya mengangkat beban berat, latihan muscle building maupun sering mengejan. Upayakan juga supaya tidak terkena batuk kronis yang akan terus-menerus menekan rongga perut yang akan membuat rahim kian terdesak keluar. Aspek lain yang penting pula dilakukan yaitu memberikan latihan senam untuk otot dasar panggul sehingga terjaga kekuatan dan elastisitasnya. Antara lain senam nifas selain dari senam hamil.



Sementara penarikan rahim bagi para penderita dengan keluhan ringan akan tetapi ingin menjalani operasi dapat dijalankan lewat menyayat sedikit pada area perut. Itu artinya tak seluruh rahim harus dibuang, namun cuma bagian yang masuk ke vagina. Namun mempertimbangkan jika operasi merupakan langkah medis yang begitu berbahaya dan sering muncul penyulit, untuk itu dapat ditempuh cara lain misalnya penggunaan cincin yang dipasangkan ke vagina untuk menahan rahim masuk.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel