Gejala Kolesterol Tinggi dan Pencegahan
Sabtu, 25 Januari 2020
Kolesterol adalah jenis lemak yang penting untuk pembentukan selaput sel, vitamin D, dan hormon-hormon tertentu. Kolesterol tidak larut dalam air, sehingga tidak bisa mengalir ke organ-organ tubuh dengan sendirinya. Partikel yang dikenal sebagai lipoprotein membantu mengangkut kolesterol melalui aliran darah.
Ada dua bentuk utama lipoprotein yaitu LDL dan HDL. Low-density lipoproteins (LDL), juga dikenal sebagai "kolesterol jahat," dapat terbentuk di arteri dan menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti serangan jantung atau stroke. High-density lipoprotein (HDL), kadangkala disebut "kolesterol baik," membantu mengembalikan kolesterol LDL ke jantung untuk dibuang.
Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak dalam jumlah tinggi akan meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Itu dikenal dengan kolesterol tinggi, juga disebut hiperkolesterolemia atau hiperlipidemia. Jika kadar kolesterol LDL terlalu tinggi, atau kadar kolesterol HDL terlalu rendah, endapan lemak terbentuk di pembuluh darah. Endapan tersebut akan menyulitkan darah untuk mengalir melalui arteri. Akibatnya dapat menyebabkan masalah di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otak.
Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus biasanya menyebabkan kejadian darurat. Misalnya, serangan jantung atau stroke. Kejadian tersebut biasanya tidak terjadi sampai kolesterol tinggi membentuk plak di arteri. Plak dapat mempersempit pembuluh arteri sehingga lebih sedikit darah yang bisa melewatinya. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kadar kolesterol darah terlalu tinggi yaitu di atas 240 miligram per desiliter (mg / dL). Tes kolesterol bisa dimulai setelah berusia 20 tahun dan kemudian dilakukan kembali setiap 4 sampai 6 tahun. Tes kolesterol bisa dilakukan lebih sering jika seseorang memiliki faktor resiko berikut : menderita tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, merokok dan kondisi genetik.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang mungkin timbul karena kolesterol tinggi. Gejala penyakit jantung ini akan berbeda untuk pria dan wanita. Namun, penyakit jantung tetap menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Gejala paling umum dari jantung koroner adalah: angina, sakit dada, mual, kelelahan, sesak napas, nyeri (leher, rahang, perut bagian atas, atau punggung), mati rasa atau kedinginan.
Penumpukan plak yang disebabkan oleh kolesterol tinggi dapat membuat Anda berisiko tinggi mengalami suplai darah yang berkurang ke bagian penting otak. Inilah yang terjadi saat mengalami stroke. Stroke adalah keadaan darurat medis. Penting untuk bertindak cepat dan mencari perawatan medis jika seseorang mengalami gejala stroke dengan gejala-gejala sebagai berikut : tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pusing mendadak, asimetri wajah (kelopak mata dan mulut terkulai hanya di satu sisi), ketidakmampuan untuk bergerak hanya di satu sisi tubuh, kebingungan, mati rasa (wajah, lengan, atau tungkai, terutama di satu sisi tubuh), penglihatan kabur, sakit kepala yang tiba-tiba parah.
Pencegahan terjadinya kolesterol tinggi bisa dimulai dengan pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin. American Heart Association merekomendasikan agar kadar kolesterol dicek setiap 4 sampai 6 tahun pada orang sehat berusia di atas 20. Seseorang memerlukan pemeriksaan kolesterol yang lebih sering jika memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami masalah dengan kolesterol atau menderita serangan jantung di usia muda. Karena kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala pada tahap awal maka penting untuk membuat pilihan gaya hidup sehat. Makanlah makanan yang sehat, pertahankan rutinitas olahraga, dan secara teratur pantau kadar kolesterol dengan memeriksakan ke dokter.