Gejala Muntaber pada Bayi dan Penanganannya

Muntaber merupakan sebutan awam untuk gejala muntah dan berak (diare) yang diderita anak atau bayi karena gangguan saluran cerna. Diare sendiri merupakan peningkatan jumlah hingga tiga kali lipat atau lebih atau berkurangnya konsistensi tinja (berubah lunak atau bahkan cair) dalam waktu 24 jam.

Gejala Muntaber

Gejala muntaber pada bayi bisa dipicu karena : virus (tersering), bakteri, infeksi parasit, obat-obatan (kafein, alkohol, penyakit non-infeksi (irritable bowel syndrome, inflammatory bowel disease), laktosa (gula yang terkandung dalam susu), pemanis buatan (sorbitol dan mannitol, pemanis buatan yang ada dalam permen karet atau produk bebas gula bisa memicu diare pada orang sehat).

Gejala muntaber pada bayi atau Gastroenteritis adalah infeksi usus yang disebabkan oleh virus. Hal ini sering menyebabkan diare dengan muntah, kram perut dan demam yang datang tiba-tiba. Bila muntah biasanya hanya berlangsung selama satu atau dua hari sedangkan diare bisa berlanjut antara lima hingga tujuh hari. Risiko utama gastroenteritis adalah dehidrasi. Kebiasaan higienis yang benar seperti mencuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menangani popok kotor dapat membantu mencegah gastroenteritis atau muntaber pada bayi menyebar karena kuman yang menyebabkannya biasanya berpindah dari tangan ke mulut.

Muntah bisa menyebabkan dehidrasi terutama jika dikombinasikan dengan diare. Bayi di bawah usia enam bulan lebih berisiko mengalami dehidrasi daripada anak yang lebih tua. Jika para ibu menduga bayi mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda seperti: lebih sedikit popok basah dari biasanya dan urin kuning, keluar bintik cekung, kulit atau bibir kering, mata cekung, kantuk berlebihan.

Langkah penting untuk menangani diare pada bayi yaitu menjaga keseimbangan cairan tubuh yang terbuang dan masuk. Tiap kali mencret maka bayi bisa segera diberikan minum sebagai pengganti cairan yang terbuang. Pastikan bayi diberikan asupan ASI dengan jumlah mencukupi. ASI sangat bermanfaat untuk mencukupi asupan cairan tubuh sekaligus memperkuat mekanisme kekebalan tubuh bayi. Di samping cairan tubuh yang hilang, diare pun mengakibatkan kandungan elektrolit tubuh juga hilang. Sebab itu jika terjadi dehidrasi serta masukan cairan kurang maka harus diganti dengan pemberian cairan infus.

Jangan memberikan susu formula sebab ada kandungan laktosa yang malah akan memperburuk kondisi diare. Untuk bayi berumur 6 bulan lebih bisa diberikan cairan oralit guna memenuhi kebutuhan elektrolit yang hilang. Oralit ini bisa dibeli di apotek atau membuat sendiri. Caranya, campurkan setengah sendok teh garam dan 2 sendok teh gula ke dalam segelas air hangat. Minumkan langsung ke si kecil yang muntaber. Air hangat pun akan menghasilkan rasa nyaman dalam perut bayi.

Jika muncul tanda-tanda dehidrasi pada bayi, atau bayi tak dapat minum dan malah muntah berkali-kali, maka langkah paling tepat adalah segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan segera. Kecepatan penanganan bayi yang muntaber akan menurunkan resiko penyakit menjadi makin parah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel