Penyebab Paru Paru Basah dan Pengobatannya
Sabtu, 25 Januari 2020
Pneumonia atau radang paru-paru atau paru2 basah adalah infeksi pada satu atau kedua paru-paru. Penyebab paru2 basaha adalah bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah tipe yang paling umum diderita oleh orang dewasa. Pneumonia ini akan menyebabkan peradangan di kantung udara paru-paru yang disebut alveoli. Alveoli yang berisi cairan atau nanah menyebabkan penderita sulit bernafas.
Gejala pneumonia sendiri bisa ringan hingga yang mengancam nyawa. Gejala yang paling umum dari pneumonia dapat meliputi : batuk yang bisa menghasilkan dahak (lendir), demam, berkeringat, menggigil, sesak napas dan sakit dada. Sementara gejala lainnya dapat bervariasi sesuai dengan penyebab dan tingkat keparahan infeksi, usia dan kesehatan umum dari individu. Pneumonia yang disebabkan oleh virus mungkin dimulai dengan gejala seperti flu dan susah bernafas. Kemudian demam tinggi bisa terjadi setelah 12-36 jam. Sementara Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan demam tinggi hingga 40.5 derajat Celcius, berkeringat, bibir dan kuku kebiruan dan menderita kebingungan.
Penyebab paling umum Pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pneumonia klamidia dan Legionella pneumophila juga dapat menyebabkan Pneumonia bakteri ini. Pneumonia pun bisa disebabkan oleh jamur. Jamur ini berasal dari kotoran burung yang terhirup oleh penderita.
Salah satu jenis Pneumonia jamur yaitu Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP). Kondisi ini umumnya mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita AIDS. Faktanya, PCP bisa menjadi salah satu tanda awal infeksi AIDS. Pneumonia bisa juga didapat dari rumah sakit. Jenis pneumonia bakteri ini didapat saat penderita tinggal di rumah sakit. Bisa lebih serius dibanding jenis lainnya, karena bakteri yang terlibat mungkin lebih tahan terhadap antibiotik.
Sebagian besar jenis Pneumonia adalah menular. Baik Pneumonia yang disebabkan oleh virus maupun bakteri dapat menyebar ke orang lain melalui bersin atau batuk. Siapapun bisa terkena Pneumonia, namun beberapa orang lebih berisiko tinggi yaitu : bayi dari lahir sampai usia 2 tahun dan seseorang yang berusia 65 tahun lebih, penderita stroke, mengalami masalah menelan, atau terbaring di tempat tidur, orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau penggunaan obat-obatan seperti steroid atau obat kanker tertentu, perokok dan penyalahguna beberapa jenis obat terlarang, minum alkohol dalam jumlah berlebihan, oOrang dengan kondisi medis kronis tertentu seperti asma, cystic fibrosis, diabetes, atau gagal jantung.
Dokter biasanya akan memulai diagnosa penyakit ini dengan mengajukan pertanyaan tentang kapan gejala pertama kali muncul dan tentang riwayat kesehatan penderita. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik termasuk mendengarkan paru-paru menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara abnormal seperti suara berderak. Dokter juga kemungkinan akan melakukan pemeriksaan rontgen dada. Biasanya, pneumonia dapat didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan rontgen dada. Tapi itu tergantung pada tingkat keparahan, gejala dan risiko komplikasi.
Obat antibiotik, antiviral, dan antijamur biasa digunakan untuk mengobati pneumonia namun tergantung pada penyebab spesifiknya. Sebagian besar kasus pneumonia bakteri dapat diobati di rumah dengan antibiotik dalam satu sampai tiga hari. Dokter mungkin juga merekomendasikan obat bebas (OTC) untuk menghilangkan rasa sakit dan demam sesuai kebutuhan seperti aspirin, ibuprofen dan asetaminofen. Banyak istirahat, minum banyak air dan tidak berlebihan dalam beraktifitas akan ikut membantu pemulihan dengan lebih cepat.