Gejala Berak Darah (Disentri)
Sabtu, 25 Januari 2020
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berat dengan disertai darah. Dalam beberapa kasus lendir pun bisa ditemukan bersama tinja. Gejala berak darah ini biasanya berlangsung selama 3 sampai 7 hari. Disentri biasanya menyebar akibat kebersihan diri dan lingkungan yang buruk. Misalnya, jika seseorang yang menderita disentri tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet, apapun yang mereka sentuh akan beresiko.
Gejala berak darah lainnya juga mencakup : kram perut atau nyeri, mual, muntah, demam hingga 38 derajat C atau lebih tinggi, dehidrasi yang bisa mengancam nyawa jika tidak diobati. Infeksi ini juga menyebar melalui kontak dengan makanan atau air yang telah terkontaminasi dengan kotoran. Kebiasaan cuci tangan dan sanitasi yang baik dapat membantu mencegah disentri dan mencegahnya menyebar. Kebanyakan orang yang mengalami disentri diebabkan oleh bakteri atau disentri amebic.
Disentri ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau enterohemorrhagic E. coli. Diare yang disebabkan oleh bakteri Shigella juga dikenal sebagai shigellosis. Shigellosis adalah jenis disentri yang paling umum dialami masyarakat. Disentri amebic disebabkan oleh parasit bersel satu yang menginfeksi usus dan biasanya ditemukan di daerah tropis yang memiliki kondisi sanitasi yang buruk. Misalnya melalui : makanan yang terkontaminasi, air yang terkontaminasi, penderita tak membiasakan mencuci tangan, berenang di air yang terkontaminasi seperti danau atau kolam dan juga kontak fisik.
Anak-anak paling berisiko terkena shigellosis, tapi siapa pun bisa terkena pada usia berapapun. Penyakit ini mudah menyebar melalui kontak dari penderita ke orang lain dan juga makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penanganan jika gejala berak darah terjadi adalah segera berobat ke dokter. Jika tidak diobati, disentri dapat menyebabkan dehidrasi berat dan dapat mengancam jiwa. Dokter kemungkinan akan melakukan tes diagnostik untuk mengetahui bakteri mana yang menyebabkan termasuk tes darah dan tes laboratorium sampel tinja. Dokter mungkin juga melakukan tes tambahan untuk menentukan apakah jenis antibiotik akan membantu.
Shigellosis ringan biasanya diobati hanya dengan istirahat yang cukup dan banyak asupan cairan. Obat OTS seperti jenis bismuth subsalicylate dapat membantu meringankan kram dan diare. Sementara Shigellosis berat bisa diobati dengan antibiotik meski bakteri yang menyebabkannya sering resisten. Jika dokter meresepkan obat jenis antibiotik dan ternyata tidak ada perbaikan setelah beberapa hari maka penderita harus segera menemui dokter. Sementara Disentri amebic bisa diobati dengan metronidazol atau tinidazole. Pada kasus yang parah, dokter mungkin menyarankan infus intravena (infus) untuk mengganti cairan dan mencegah dehidrasi.
Baca Juga :
Dalam beberapa kasus, disentri dapat menyebabkan komplikasi. Salah satunya adalah Postinfectious arthritis dimana penderita bisa mengalami nyeri sendi, iritasi mata, dan nyeri buang air kecil. Postinfectious arthritis bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan bahkan sampai bertahun-tahun. Komplikasi lain adalah infeksi aliran darah meski ini jarang terjadi namun kemungkinan besar akan mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti orang dengan HIV atau kanker. Kejang juga bisa terjadi terutama pada anak kecil.