Mengenal Gejala Awal HIV pada Wanita
Sabtu, 25 Januari 2020
Gejala awal infeksi HIV mungkin ringan dan mudah diobati. Tapi meski tanpa gejala nyata, orang yang terinfeksi masih bisa menularkan virus ke orang lain. Itulah salah satu dari banyak alasan mengapa penting untuk memastikan apakah kita menderita penyakit ini. Jika Anda kaum hawa, Anda mungkin bertanya bagaimana gejala awal HIV pada wanita yang bisa berbeda dari pria.
Memang kebanyakan gejala HIV sama antara pria dan wanita, tapi tidak semuanya. Berikut daftar gejala umum termasuk gejala spesifik awal HIV pada wanita. Pada minggu-minggu awal setelah terinfeksi HIV, tidak jarang tanpa munculnya gejala. Beberapa orang mungkin memiliki gejala mirip flu ringan, termasuk juga demam, sakit kepala dan lemah tanpa tenaga. Namun seringkali gejala tadi akan hilang dalam beberapa minggu. Dalam beberapa kasus, mungkin dibutuhkan waktu hingga 10 tahun sampai munculnya gejala yang parah.
Kebanyakan orang dengan HIV memiliki masalah kulit. Ruam adalah gejala HIV yang paling umum. Pada orang dengan HIV, kulit bisa menjadi sangat sensitif terhadap iritasi dan sinar matahari. Luka atau lesi bisa terjadi di kulit mulut, alat kelamin, dan anus dan mungkin sulit diobati. Orang dengan HIV juga berisiko tinggi terkena herpes dan herpes zoster. Namun dengan pengobatan yang tepat, masalah kulit tersebut mungkin bisa diatasi.
Kita semua memiliki kelenjar getah bening di seluruh tubuh termasuk leher, belakang kepala, ketiak, dan selangkangan. Sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, kelenjar getah bening akan menangkis infeksi dengan mengeluarkan sel kekebalan dan menyaring zat berbahaya. Saat infeksi HIV mulai menyebar, sistem kekebalan tubuh menurun. Akibatnya terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Ini sering merupakan salah satu tanda pertama HIV yang bisa berlangsung selama beberapa bulan.
HIV membuat lebih sulit bagi sistem kekebalan tubuh melawan kuman sehingga terjadi infeksi oportunistik. Beberapa di antaranya termasuk pneumonia, tuberkulosis, dan hepatitis C. Orang dengan HIV lebih rentan terhadap infeksi kulit, mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, dan otak. Orang yang terinfeksi HIV mungkin mengalami demam ringan namun berlangsung lama dengan suhu tubuh antara 37,6 - 38,2 derajat Celcius. Tubuh mengalami demam bila ada sesuatu yang salah, namun penyebabnya tidak selalu jelas. Karena hanya demam ringan mka mereka yang terjangkit boleh jadi akan mengabaikan gejala tersebut. Terkadang, keringat malam yang mengganggu tidur muncul bersama demam tersebut.
Gejala awal HIV pada wanita yaitu mengalami perubahan pada siklus haid. Masa haid mungkin lebih cepat atau malah lebih lama dari biasanya, atau malah tak haid sama sekali. Mungkin juga muncul gejala pramenstruasi yang lebih parah. Infeksi bakteri dan jamur mungkin lebih sering terjadi pada wanita dengan HIV positif yang mungkin sulit diobati. HIV juga meningkatkan risiko IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk: Klamidia, Trikomoniasis, Gonorea, Human Papillomavirus (HPV) yang dapat menyebabkan genital warts atau bahkan kanker serviks. Gejala awal HIV pada wanita juga terjadinya PID (pelvic inflammatory disease) yaitu infeksi rahim, saluran tuba, dan ovarium. PID pada wanita dengan HIV-positif mungkin lebih sulit diobati. Selain itu, gejala bisa berlangsung lebih lama dari biasanya atau terkena lebih sering.
Sementara gejala lanjut HIV dan AIDS meliputi : diare, mual dan muntah, penurunan berat badan, sakit kepala parah, nyeri sendi, sakit otot, sesak napas, batuk kronis, dan kesulitan menelan. Lalu pada tahap selanjutnya, HIV dapat menyebabkan: kehilangan ingatan jangka pendek, kebingungan mental, koma dan akhirnya acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Pada tahap AIDS tersebut sistem kekebalan tubuh sangat terganggu dan infeksi menjadi semakin sulit untuk dilawan.