Gejala DBD pada Anak Usia 2 Tahun
Jumat, 24 Januari 2020
Menurut WHO, nyamuk adalah hama yang bisa menyebabkan beberapa penyakit. Meski tidak semua nyamuk menularkan penyakit yang mengancam nyawa, dari data diketahui jika gigitan nyamuk membunuh sekitar 725.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya. DBD, Chikungunya dan Malaria adalah penyakit yang paling mengancam kehidupan yang terbawa dari gigitan nyamuk yang mempengaruhi kehidupan 1,4 miliar orang yang tinggal di Asia Tenggara. Penyakit ini bisa mengakibatkan mual, demam dan muntah. DBD dan Chikungunya disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang juga dapat menyebarkan Zika dan demam kuning.
DBD atau Demam Berdarah Dengue menyebar melalui virus yang disebarkan nyamuk betina Aides Aegypti yang memasukkannya ke tubuh manusia dengan gigitannya. Virus ini berbahaya bagi anak-anak kurang dari 15 tahun tapi juga mempengaruhi orang-orang dari semua kelompok usia. Demam berdarah biasanya menyebabkan demam tinggi dan ruam kulit yang berlangsung selama 10 hari. Dalam kasus serius juga bisa menyebabkan gagal hati dan pendarahan yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian.
Namun risiko demam berdarah dapat diminimalisir melalui upaya kebersihan lingkungan tempat berkembangnya nyamuk. Anak-anak lebih rentan terkena demam berdarah di musim hujan. Bayi umur 2 tahun adalah salah satu kelompok umur yang beresiko. Gejala DBD pada anak usia 2 tahun dan juga rentang umur anak-anak umumnya berupa nyeri di sekitar mata, nyeri persendian, mual, muntah, gatal dan sakit kepala. Bayi mungkin juga memiliki mimisan ringan dan gusi berdarah. Bayi mengalami demam hingga 2-7 hari dan begitu demam turun, gejala lain yang muncul bisa lebih buruk. Selama fase ini, bayi Anda akan mengalami pendarahan berat, ketidakmampuan bernafas, perasaan mual terus-menerus dan kemudian muntah-muntah!Pada sebagian besar kasus, demam berdarah dan Chikungunya memiliki gejala yang sama dan hanya tes darah yang akan memastikannya.
Pengobatan yang efektif untuk mengobati demam berdarah belum ditemukan. Namun para orangtua bisa menggunakan obat antiinflamasi, memberikan makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Gejala DBD pada anak usia 2 tahun dapat diminimalisir sampai tingkat tertentu melalui perawatan yang tepat. DBD bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, namun bisa dipercepat melalui perawatan suportif. Kita bisa memberikan Paracetamol untuk mengendalikan demam tinggi. Demam berdarah pun dikaitkan dengan dehidrasi sehingga akan lebih baik bila memberikan kepada bayi asupan cairan dalam jumlah banyak seperi ASI atau oralit. Jangan memberikan aspirin sebab bisa mengurangi kadar trombosit darah yang sudah turun akibat virus ini.
Baca Juga :
Berikut adalah beberapa solusi efektif untuk mengurangi kemungkinan demam berdarah pada anak-anak dan bayi. Mengenakan pakaian lengan panjang selama musim hujan bisa dilakukan untuk melindungi gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu juga cukup efektif menghindarkan bayi dari gigitan nyamuk. Penggunaan semprotan anti nyamuk atau losion bisa juga dilakukan.