Penyebab Muntah pada Anak Usia 2 Tahun dan Penanganannya
Kamis, 24 Desember 2020
Muntah merupakan gejala yang tidak sebagai sebuah penyakit. Gejala tersebut berbentuk keluarnya isi lambung dan usus lewat mulut dengan paksa. Muntah sendiri sebagai reflek protektif tubuh akibat adanya racun tertelan secara tak sengaja yang berusah untuk dikeluarkan. Proses muntah ini dimulai dari mual, retching (gerakan awal untuk muntah), dan regurgitasi (keluarnya isi lambung dan usus).
Muntah ini sering dialami bayi termasuk yang berusia 2 tahun. Muntah berkepanjangan bisa mengakibatkan dehidrasi yang akan berakibat fatal jika tak ditangani. Penyebab muntah pada anak usia 2 tahun dan anak-anak pada umumnya bisa dipicu beberapa hal seperti berikut ini :
1. Infeksi virus dan gastroentritis akut.
Gastroenteristis akut umumnya disebabkan virus terutama rotavirus berupa muntaber atau muntah berak. Gejala lainnya meliputi juga demam ringan, sering muntah, diare serta nyeri perut. Gejala ini bisa dialami antara 3 hingga 7 hari. Nafsu makan dan dehidrasi pun bisa terjadi yang bisa berakibat fatal.
2. Alergi dan saluran cerna yang sensitif
Sering disebut gumoh yang diikuti dengan gejala demam, panas, pegal-pegal, nyeri otot, sakit kepala, batuk atau pilek serta sakit tenggorokan. Kadang juga disertai alergi kulit, hidung serta saluran pernapasan.
3. Stenosis pilorus
Yaitu penyempitan ujung lubang dimana makanan keluar menuju usus halus. Akibatnya cuma sebagian saja makanan yang dapat masuk ke usus sementara sebagian lainnya akan dimuntahkan. Berat badan bayi akan turun bila mengalami kondisi ini berkepanjangan.
4. Sumbatan di saluran pencernaan.
5. Makan kabanyakan.
6. Radang selaput perut yang menyelubungi organ perut serta penyekat rongga perut.
7. Keracunan makanan
8. Gangguan di otak
Antara lain gegar otak, perdarahan otak, migrain dan tumor otak.
9. Masalah metabolik
Bisa berupa konsentrasi kalsium yang tinggi, timbunan urea yang disebabkan gagal ginjal, hipoglikemia dan hiperglikemia.
10. Efek dari obat
Misalnya obat kemoterapi.
11. Batuk, cegukan maupun asma
Muntah yang terjadi terus menerus pada bayi bisa mengakibatkan dehidrasi dengan tanda-tanda : kulit kering, lemas, haus dan gelisah. Jika sudah parah maka akan menimbulkan beberapa gejala seperti penurunan tekanan darah, masalah jantung, kejang, kesadaran menurun hingga kematian. Oleh karena bila bayi menderita gejala muntah maka segera diberikan minum untuk menggantikan cairan yang keluar. Bayi pun harus diposisikan telungkup atau miring sehingga mencegah muntahan masuk ke saluran napas. Berikan minum cairan Oralit sedikit demi sedikit namun sering misalnya 1 sendok teh setiap 2 menit.
Jika anak masih muntah maka tunggu 30 menit kemudian berikan 1 sendok teh Oralit tiap 2 menit. Modifikasi pola makan pun perlu dilakukan kepada anak umur 2 tahun yang muntah. Jangan memberikan makanan padat, serat dan keras atau mengandung lemak sebab jenis makanan tadi cukup lama untuk bisa dicerna sehingga bisa merangsang tubuh untuk muntah. Ketika muntah berlebihan atau 5 kali lebih dalam sehari maka hendaknya dipuasakan selama 1 am sembari tetap minum obat muntah. Sesudah itu baru diberikan minum sedikit demi sedikit dan sering.