Mengenali Gejala Penyakit HIV pada Pria

Gejala HIV bisa bervariasi dari orang yang satu dengan orang yang lain. Tidak ada dua pria penderita HIV yang mengalami gejala yang sama persis. Namun gejala penyakit HIV pada pria umumnya akan mengikuti pola : penyakit akut - periode asimtomatik - infeksi lanjutan. HIV dapat mengenai orang dari berbagai ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual. Virus berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi. Berikut penjelasan dari tahap-tahap tersebut.
Gejala Penyakit HIV

1. Penyakit akut

Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi HIV akan menderita gejala yang mirip flu dalam waktu dua sampai empat minggu setelah terinfeksi. Penyakit seperti flu ini dikenal sebagai infeksi HIV akut. Ini adalah tahap utama infeksi dan berlangsung sampai tubuh memproduksi antibodi terhadap virus HIV.

Gejala penyakit HIV pada pria yang paling umum dari periode akut ini meliputi:
ruam tubuh, demam, sakit tenggorokan dan sakit kepala parah. Sementara gejala yang kurang umum bisa meliputi : kelelahan, bengkak kelenjar getah bening, bisul di mulut atau di alat kelamin, sakit otot, nyeri sendi, mual dan muntah serta berkeringat di malam hari. Gejala biasanya berlangsung 1 sampai 2 minggu.

2. Periode asimtomatik

Setelah gejala awal hilang, HIV mungkin tidak menimbulkan gejala lain selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Selama masa tersebut virus bereplikasi di dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh penderita. Penderita tidak akan merasa atau terlihat sakit, namun virus masih aktif dan bisa dengan mudah menularkannya ke orang lain.

3. Infeksi lanjutan
Masih diperlukan beberapa waktu sampai HIV akhirnya dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderitanya. Begitu itu terjadi maka HIV akan berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), yang merupakan tahap terakhir infeksi. Pada periode ini, sistem kekebalan tubuh penderita sudah rusak parah sehingga lebih rentan terhadap infeksi opportunistik. Infeksi oportunistik adalah kondisi dimana tubuh biasanya dapat melawan, tapi bisa mengancam jiwa orang-orang yang mengidap HIV. Penderita selain sering terkena flu dan infeksi jamur juga mungkin mengalami :
mual, muntah, diare persisten, kelelahan kronis, penurunan berat badan yang cepat, batuk dan sesak napas, demam berulang, menggigil, dan berkeringat di malam hari, ruam, luka, atau lesi di mulut atau hidung, pada alat kelamin, atau di bawah kulit, pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher, kehilangan ingatan, kebingungan, atau kelainan neurologis.

Namun tidak semua orang yang terkena HIV akan mengembangkan AIDS. HIV dapat dikontrol dengan pengobatan yang disebut kombinasi terapi antiretroviral (ART). Tidak ada obat untuk HIV. Namun, mendapatkan perawatan lebih awal dapat memperlambat perkembangan penyakit ini dan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel